AEKNAULI AGRO. Kekeringan yang panjang membuat tanaman pada layu dan kekurangan air. Kondisi ini
apabila dibiarkan tanpa ada usaha akan menyebabkan kematian pada tanaman yang berujung pada kerugian.
Musim kering yang panjang tidaklah bisa dihindari, namun masih banyak cara yang bisa dilakukan agar
kondisi tersebut tidak berdampak pada kerugian. Cara yang paling umum dilakukan agar tanaman tidak mati
kekeringan adalah dengan melakukan penyiraman.
Banyak cara penyiraman yang dapat dilakukan, tergantung
dari ketersediaan air, sarana irigasi, peralatan penyiraman, kondisi lahan dan juga ketersediaan tenaga
kerja. Pemilihan cara penyiraman tentu dipilih yang paling sederhana, efektif dan efisien.
Irigasi kendi (Pitcer Irrigation) tampaknya bisa dijadikan solusi. Irigasi kendi adalah teknik untuk
menciptakan slow release air bawah tanah dengan meminimalkan kerugian dan resiko penguapan salinasi.
Dengan sistem irigasi kendi, pemberian air pada tanaman tidak perlu diberikan setiap hari tetapi cukup
dengan memperhatikan ketersediaan jumlah air di dalam kendi yang dapat dilakukan dalam jangka waktu
tertentu.
Irigasi kendi bekerja berdasarkan sistem osmosis, yaitu terjadinya aliran air dari dalam kendi ke
dinding kendi yang dibuat porus, kemudian mengalir ke tanah sekitar perakaran tanaman berdasarkan
perbedaan potensial matriks antara tanah dan dinding kendi.
Kendi yang baik digunakan untuk sistem irigasi ini adalah kendi tanpa lapisan finishing, kendi seperti
ini dapat dicirikan dengan munculnya warna natural gerabah tanah liat pada dinding luar kendi.
Laju rembesan pada kendi dengan campuran bahan tanah liat 60%, pasir 20%, dan serbuk gergaji 20%
diperoleh hasil rata-rata 0,088339 cm/jam atau rata-rata kumulatif rembesan 54,98 cm3/jam atau 1,28
l/hari. Jarak pembasahan radial dari dinding kendi ke tanah samping sekitar dapat mencapai jarak 25 cm,
sedang jarak vertikal pembasahan dapat mencapai 40 cm dibawah kendi. AEK NAULI AGRO. AEKNAULI HUMBAHAS.